Michealango
sedang sibuk-sibuknya memahat. Pukulan demi pukulan sedang ia hantamkan ke
sebuah bongkahan batu besar. Batu yang sangat keras dan sulit untuk dipahat.
Rupa-rupanya, dari tadi ada sepasang mata yang memperhatikan si seniman besar
itu bekerja. Sepasang mata milik seorang anak kecil, yang lantas mendekatinya.
“Mengapa
bekerja begitu keras memukul-mukul dan repot-repot memecahkan batu besar ini?”
Sang
maestro lantas menjawab anak kecil itu dengan tersenyum,
“Ada
malaikat di dalam batu ini dan saya sedang membebaskannya”
Di
akhir cerita, hasil pahatan Michaelango itu adalah patung “David” yang terkenal.
Itulah
keunggulannya ! Michaelangelo
melihat “malaikat” di batu itu, lantas ia membebaskannya.
Di
dalam diri setiap kita pun ada malaikatnya, sudahkah ia dibebaskan ?
Itulah
sebabnya, dalam buku “The Angel Inside” karya Christ Widener, ia juga
menggunakan ilustrasi Micahelangelo ini untuk menggambarkan bagaimana seseorang
menemukan kebebasan dan kebahagiaan dalam apa yang dilakukannya.
Nyatanya,
kebanyakan kita adalah seperti bongkahan batu. Bongkahan batu ini berisi banyak
kemampuan, bakat dan ketrampilan untuk dibebaskan.
Tapi,
kenyataannya batu besar ini banyak yang tidak dibebaskan. Banyak alasan mengapa
batu besar ini tidak perlu direalisasikan kemampuannya. Salah satunya adalah
karena kita takut kalau tidak berhasil ataupun tidak tahan melewati kesulitan
dalam rangka membebaskan “malaikat” dalam diri kita.
Konon,
ada sebuah kisah lain yang menarik.
Diceritakan,
suatu ketika ada seorang prajurit yang meninggal dan naik ke surga. Di sana, ia
bertemu dengan Tuhan dan berbincang-bincang dengan Tuhan,
“Kami
tidak akan kalah dalam perang, kalau saja ada Jendral perang yang bisa memimpin
kami. Dan Tuhan, bolehkah saya tau siapakah orang yang paling tepat untuk
menjadi Jendral kami sebenarnya?”
Lantas
Tuhanpun menunjukkan satu wajah kepadanya,
“Tidak
mungkin. Tidak mungkin Tuhan, Itu kan wajah si tukang cukur. Bagaimana mungkin
ia bisa jadi Jendral”.
“Justru
dialah Jendralnya, kalau saja ia mau memberikan kesempatan kepada dirinya untuk
menjadi seorang tentara”.
“Masalahnya”, lanjut Tuhan,
“Banyak
orang yang tidak pantas justru melakukan pekerjaan yang tidak seharusnya buat
dia kerjakan. Sebaliknya, yang seharusnya melakukan pekerjaannya, justru tidak
punya minat dengan apa yang dikerjakannya”.
Dicari :
Orang Yang Bahagia Dengan Pekerjaannya
Pertanyaan
penting pernah diajukan, apakah orang yang bahagia lantas hasil kerjanya bagus
ataukah orang yang hasilnya bagus, lantas bahagia.
Ternyata
kunci jawabannya ada di pernyataan pertama.
Tatkala
orang merasa bahagia, puas dengan apa yang dilakukannya, orang menghasilkan
karya-karya yang maksimal.
Lantas,
pertanyaannya adalah bagaimanakah orang bisa menjadi bahagia dan puas?
Jawabannya, adalah tatkala orang mencintai dan menyukai apa yang dilakukannya!
Lantas,
bagaimanakah supaya orang bisa sungguh-sungguh mencintai apa yang dilakukannya?
Pertama,
berlatihlah memiliki mata seperti Michaelangelo yang bisa melihat malaikat”
bukan sebongkah “batu”. Mungkin selama ini, yang Anda lihat dimana-mana
termasuk apa yang Anda kerjakan saat ini, hanyalah batu-batu yang keras,
meletihkan serta membebani. Sudahkah Anda belajar seperti Michaelangelo,
berusaha melihat malikat dibalik sebuah bongkahan batu yang membosankan dan
tidak beraturan, sesuatu yang indah dan sesuatu yang menyenangkan?
Kedua,
miliki tujuan kerja yang jelas. Bagi si anak kecil, apa yang dilakukan
Micaheangelo adalah memecahkan batu, sementara bagi Micaelangelo ia sedang
membuat pahatan. Begutulah yang sering terjadi dengan pekerjaan. Kadang, yang
kita lakukan saat ini, terasa tidak menyenangkan. Banyak hal menyakitkan yang
harus kita lewati. Tapi, jangan berfokus pada kerjaan sekarang tapi ingatlah
dengan tujuan akhirnya.
Misalkan
saja, saat menuliskan tulisan ini, jam menunjukkan pukul 4.00 pagi, saya baru
bangun dan masih agak terkantuk-kantuk. Tetapi, saya sedang mendapatkan ide dan
ingin segera bisa merangkaikan kata-kata menjadi sebuah tulisan yang bisa menginspirasi
orang yang membacanya.
Bagi saya, tujuan agar bisa menghasilkan tulisan yang
indah, lebih menyenangkan daripada rasa kantuk ini.
Nah,
sekarang bagaimana Anda melihat tujuan akhir dari pekerjaan yang menyakitkan,
meletihkan, membosankan yang mungkin sedang Anda kerjakan saat ini. Ingatlah
kalau punya tujuan akhir yang jelas, Anda pun akan lebih antusias dan lebih
suka dengan apa yang Anda kerjakan.
Percayalah!
Akhirnya,
tahukah Anda bahwa batu marmer yang dipahat menjadi “David” oleh Michaelango
itu adalah sebuah batu berlubang yang konon sudah dibuang di kota Florence?
Tapi, batu buangan itu akhirnya bisa menjadi sebuah batu yang indah. Begitupun
banyak hal yang dianggap tidak berguna dan bermanfaat.
Tetapi, jika dilakukan
dengan sungguh-sungguh, penuh dedikasi, dipoles dan dikerjakan, hasilnya bisa
menjadi sesuatu yang luar biasa. Begitu pula setiap pekerjaan kita. Mungkin ada
banyak komentar negatif diseputar apa yang Anda kerjakan. Tetapi, selama kita
sungguh-sungguh melakukannya, buahnya bisa menjadi sebuah hasil yang memukau
dan menakjubkan.
Love what you do!
Sumber :
Anthony
Dio Martin. The Best EQ Trainer Indonesia,
motivator, trainer dan direktur HR Excellency. Host acara motivasi di jaringan
radio nasional dan televisi. Email: info@hrexcellency.com. Twitter:
anthony_dmartin; instagram: anthonydiomartin